EAS APSI (D) 2023 - Farhan Dwi Putra (5025211093)

 Nama : Farhan Dwi Putra

NRP : 5025211093

Kelas : APSI (D) 2023

Jawaban EAS

  1. Berikut adalah beberapa kebutuhan sistem informasi yang dapat dimiliki oleh Cafe Ijjo:

    1. Manajemen Inventaris: Aplikasi sistem informasi harus memiliki fitur yang memungkinkan pengelolaan inventaris restoran secara efisien. Ini mencakup pencatatan stok makanan dan minuman, pemantauan persediaan, pemesanan ulang otomatis ketika stok rendah, dan notifikasi saat persediaan mencapai batas minimum.

    2. Pengaturan Pesanan: Sistem informasi harus memungkinkan pengelolaan pesanan dengan mudah, baik pesanan yang ditempatkan di restoran, melalui layanan pengiriman, atau pesanan online. Fitur ini harus mencakup pemesanan meja, pencatatan pesanan, pemrosesan pesanan, dan pelacakan status pesanan.

    3. Pembayaran: Aplikasi harus memiliki kemampuan untuk memproses pembayaran secara efisien. Ini bisa melalui berbagai metode pembayaran seperti tunai, kartu kredit, atau pembayaran digital. Sistem informasi harus dapat mengintegrasikan pembayaran dengan pesanan dan menghasilkan struk pembayaran yang akurat.

    4. Manajemen Karyawan: Pengelolaan karyawan adalah bagian penting dari operasional restoran. Sistem informasi harus memiliki fitur yang memungkinkan pengelolaan jadwal kerja, pemantauan absensi karyawan, pemrosesan gaji, dan pelacakan kinerja karyawan.

    5. Pelacakan Data Pelanggan: Sistem informasi harus memungkinkan pelacakan dan manajemen data pelanggan. Ini mencakup informasi kontak pelanggan, riwayat pesanan, preferensi makanan/minuman, dan program loyalitas pelanggan.

    6. Analisis dan Laporan: Aplikasi harus menyediakan fitur analisis dan laporan yang membantu pengelola dalam memantau kinerja restoran. Ini bisa meliputi laporan penjualan, analisis inventaris, analisis preferensi pelanggan, dan laporan keuangan.

    7. Integrasi dengan Platform Online: Jika Cafe Ijjo memiliki platform online untuk pesanan, aplikasi sistem informasi harus dapat terintegrasi dengan platform tersebut. Ini memungkinkan pengelolaan pesanan online dan pembaruan inventaris secara otomatis.

    8. Fitur Pengalaman Pelanggan: Sistem informasi dapat memiliki fitur yang meningkatkan pengalaman pelanggan, seperti program loyalitas, pemberian poin atau diskon, rekomendasi makanan/minuman berdasarkan preferensi sebelumnya, atau notifikasi tentang penawaran khusus.

    9. Keamanan dan Privasi: Sistem informasi harus menjaga keamanan data pelanggan, informasi keuangan, dan data operasional restoran. Fitur keamanan, seperti otentikasi pengguna, enkripsi data, dan pengaturan akses berbasis peran, harus ada dalam aplikasi.

    10. Antarmuka Pengguna yang Intuitif: Aplikasi sistem informasi harus memiliki antarmuka pengguna yang mudah digunakan, intuitif, dan menarik. Hal ini akan memudahkan pengelola dan karyawan dalam mengoperasikan sistem dan meningkatkan efisiensi.

  2. Berikut adalah tahapan umum yang dapat dilalui dalam membangun aplikasi sistem informasi restoran:

    1. Analisis Kebutuhan: Lakukan analisis mendalam tentang kebutuhan sistem informasi restoran, termasuk pemetaan proses bisnis, identifikasi tantangan yang dihadapi, dan menentukan fitur yang dibutuhkan. Melibatkan pemilik restoran, manajer, dan staf yang terlibat dalam operasional harian dapat membantu memahami kebutuhan secara menyeluruh.

    2. Perencanaan Proyek: Buat rencana proyek yang mencakup jadwal, anggaran, sumber daya yang dibutuhkan, dan tim pengembangan yang akan terlibat. Juga tentukan metodologi pengembangan yang akan digunakan, seperti waterfall atau agile, dan alat atau teknologi yang akan digunakan dalam pengembangan.

    3. Desain Sistem: Buat desain sistem yang mencakup arsitektur aplikasi, antarmuka pengguna, basis data, aliran informasi, dan logika bisnis. Pastikan desain sistem mendukung kebutuhan bisnis dan mempertimbangkan skalabilitas, keamanan, dan integrasi dengan sistem lain yang mungkin diperlukan.

    4. Pengembangan Aplikasi: Tim pengembangan dapat mulai membangun aplikasi berdasarkan desain yang telah ditetapkan. Proses ini melibatkan pemrograman, pengujian, dan pengintegrasian komponen sistem. Dalam metode pengembangan agile, pengembangan dapat dilakukan dalam iterasi, dengan penekanan pada pengiriman fitur yang berfungsi secara bertahap.

    5. Uji dan Kualitas: Selama pengembangan, lakukan pengujian aplikasi secara menyeluruh untuk memastikan bahwa fitur dan fungsionalitasnya bekerja dengan baik. Uji aplikasi untuk mengidentifikasi dan memperbaiki bug, serta pastikan kualitas aplikasi sebelum diluncurkan.

    6. Implementasi dan Peluncuran: Setelah pengujian selesai, siapkan lingkungan produksi dan siapkan aplikasi untuk implementasi. Pastikan semua komponen terintegrasi dengan baik, dan lakukan pengujian akhir sebelum meluncurkan aplikasi secara resmi.

    7. Pelatihan dan Adopsi: Lakukan pelatihan kepada tim pengelola restoran, karyawan, dan staf lain yang akan menggunakan aplikasi. Pastikan mereka memahami fungsionalitas dan cara mengoperasikan aplikasi dengan efektif. Dukung adopsi aplikasi dengan memberikan panduan pengguna dan sumber daya pelatihan yang memadai.

    8. Pemeliharaan dan Peningkatan: Setelah aplikasi diluncurkan, lakukan pemeliharaan rutin, pemantauan kinerja, dan perbaikan bug yang mungkin muncul. Terus tingkatkan aplikasi dengan menambahkan fitur baru atau melakukan penyesuaian berdasarkan umpan balik pengguna dan perkembangan kebutuhan bisnis.

    9. Evaluasi dan Penyesuaian: Secara berkala, evaluasi aplikasi sistem informasi restoran untuk memastikan bahwa kebutuhan bisnis tetap terpenuhi. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian atau perubahan pada aplikasi untuk mengatasi perubahan kebutuhan atau tantangan baru yang muncul.

  3. Dalam konteks pengembangan sistem informasi, model analisis merujuk pada kerangka kerja atau pendekatan yang digunakan untuk menganalisis dan memahami kebutuhan bisnis serta proses yang terlibat dalam sistem yang akan dikembangkan. Model analisis membantu dalam mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan memahami secara menyeluruh kebutuhan pengguna, tujuan bisnis, dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sistem.

    Ruang lingkup model analisis dapat mencakup hal-hal berikut:

    1. Analisis Kebutuhan: Model analisis membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan bisnis yang spesifik dan persyaratan sistem yang diperlukan. Ini melibatkan berinteraksi dengan pemangku kepentingan bisnis, menganalisis proses bisnis yang ada, dan mengidentifikasi masalah atau kekurangan yang perlu diatasi oleh sistem yang akan dikembangkan.

    2. Analisis Proses Bisnis: Model analisis digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan alur kerja, aktivitas, input, output, dan hubungan antarproses dalam lingkungan bisnis. Ini membantu dalam mengidentifikasi proses yang membutuhkan perubahan, otomatisasi, atau perbaikan dalam pengembangan sistem.

    3. Analisis Data: Model analisis membantu dalam mengidentifikasi dan menggambarkan data yang terkait dengan proses bisnis. Ini melibatkan identifikasi entitas data, atribut, hubungan antar entitas, serta kebutuhan penyimpanan dan pemrosesan data. Model analisis seperti Entity-Relationship Diagram (ERD) dapat digunakan untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan struktur data.

    4. Analisis Aktor dan Peran: Model analisis dapat membantu dalam mengidentifikasi aktor atau pemangku kepentingan yang terlibat dalam sistem serta peran dan tanggung jawab mereka. Ini membantu dalam memahami siapa yang akan menggunakan sistem, apa yang mereka harapkan dari sistem, dan bagaimana sistem harus berinteraksi dengan mereka.

    5. Analisis Lingkungan: Model analisis dapat membantu dalam memahami faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pengembangan dan penggunaan sistem. Ini mencakup aspek teknis seperti infrastruktur IT yang tersedia, kebijakan keamanan, dan integrasi dengan sistem lain, serta faktor non-teknis seperti peraturan bisnis, kebijakan perusahaan, dan budaya organisasi.

    6. Analisis Tantangan dan Risiko: Model analisis membantu dalam mengidentifikasi tantangan dan risiko yang mungkin muncul selama pengembangan sistem. Ini mencakup analisis kebutuhan keamanan, keandalan, skalabilitas, dan faktor-faktor risiko lainnya yang perlu diperhatikan dalam desain dan implementasi sistem.

    Pemilihan model analisis yang tepat tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas proyek. Beberapa model analisis yang umum digunakan meliputi Analisis Berorientasi Objek (OOA), Analisis Berorientasi Proses (BPMN), dan Analisis Berorientasi Dokumen (DRA).

  4. Model Desain dalam pengembangan perangkat lunak adalah representasi atau gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana sistem akan dirancang dan diimplementasikan. Fungsi dari model desain adalah untuk mengubah hasil analisis menjadi spesifikasi teknis yang dapat diimplementasikan.

    Berikut adalah beberapa contoh model desain yang umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak:

    1. Model Arsitektur: Model arsitektur memberikan pandangan tingkat tinggi tentang struktur sistem secara keseluruhan. Ini melibatkan pemilihan elemen-elemen sistem, pengaturan komponen, dan interaksi antara komponen tersebut. Model arsitektur sering menggunakan diagram seperti diagram blok, diagram komponen, atau diagram deployment.

    2. Diagram Sekuens: Diagram sekuen menunjukkan urutan interaksi antara objek dalam sistem. Diagram ini menggambarkan pesan atau panggilan antara objek untuk menunjukkan bagaimana alur logika dalam sistem berjalan. Diagram sekuen membantu memahami interaksi dan alur eksekusi dalam sistem.

    3. Diagram Kelas: Diagram kelas menggambarkan struktur kelas dalam sistem dan hubungan antara kelas-kelas tersebut. Ini mencakup atribut, metode, dan hubungan antara kelas seperti asosiasi, pewarisan, dan agregasi. Diagram kelas membantu merancang struktur objek dalam sistem.

    4. Diagram Aliran Data (DFD): Diagram aliran data adalah diagram yang menggambarkan aliran data dalam sistem. Ini mengidentifikasi proses, entitas eksternal, dan aliran data antara mereka. DFD membantu dalam pemodelan proses bisnis dan komunikasi antara komponen sistem.

    5. Diagram ER (Entity-Relationship): Diagram ER digunakan untuk memodelkan hubungan antara entitas dalam basis data. Diagram ini menggambarkan entitas, atribut, dan hubungan antara entitas seperti asosiasi, kardinalitas, dan ketergantungan. Diagram ER membantu dalam perancangan struktur basis data.

    6. Desain Antarmuka Pengguna: Model desain juga mencakup desain antarmuka pengguna yang melibatkan tata letak, elemen antarmuka, interaksi, dan navigasi dalam sistem. Desain antarmuka pengguna membantu dalam menciptakan pengalaman pengguna yang intuitif dan efektif.

    7. Diagram Aliran Proses (Flowchart): Diagram aliran proses adalah representasi visual dari langkah-langkah dan keputusan dalam suatu proses. Ini membantu memahami logika proses dan alur tindakan yang diperlukan dalam sistem.

    Penting untuk dicatat bahwa setiap proyek pengembangan perangkat lunak dapat menggunakan kombinasi model desain yang sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas sistem yang akan dikembangkan.

  5. Model Analisis:

    Dalam studi kasus ini, kita memiliki sebuah restoran bernama Cafe Ijjo yang ingin mengatasi beberapa tantangan operasional dengan mengembangkan sebuah aplikasi Sistem Informasi. Tujuan dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional restoran.

    Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Cafe Ijjo meliputi:

    1. Mengelola Inventaris: Restoran ini kesulitan dalam mengelola inventaris, termasuk stok makanan dan minuman, bahan-bahan, dan perlengkapan dapur. Tantangan ini mempengaruhi kemampuan restoran dalam memenuhi permintaan pelanggan dan menghindari kekurangan atau pemborosan persediaan.
    2. Mengatur Pesanan: Cafe Ijjo melayani berbagai jenis makanan dan minuman, baik untuk makan di tempat, layanan pengiriman, maupun pesanan online. Dalam mengatur pesanan tersebut, restoran perlu memastikan pesanan pelanggan diterima dengan benar, waktu pengiriman yang tepat, dan koordinasi yang baik antara dapur dan staf pelayan.
    3. Memantau Kinerja Karyawan: Restoran ini perlu memantau kinerja karyawan, termasuk waktu kerja, produktivitas, dan tingkat kepuasan pelanggan. Monitoring ini membantu dalam memberikan umpan balik kepada karyawan dan memastikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan.
    4. Melacak Data Pelanggan: Restoran perlu memiliki data pelanggan yang terorganisir dengan baik untuk memahami preferensi mereka, mengirimkan promosi atau penawaran khusus, serta membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan. Tanpa sistem yang tepat, melacak data pelanggan dapat menjadi tantangan.

  6. Model Desain:

    Berikut adalah model desain untuk aplikasi Sistem Informasi Cafe Ijjo:

    1. Modul Manajemen Inventaris:
      • Fitur: Mencatat dan mengelola stok makanan, minuman, dan bahan-bahan dapur.
      • Fungsi: Memantau persediaan, menghasilkan laporan tentang item yang hampir habis atau perlu dipesan, dan mengelola pesanan atau pembelian baru.
    2. Modul Pemesanan:
      • Fitur: Memungkinkan pelanggan untuk memesan makanan dan minuman secara online atau melalui aplikasi.
      • Fungsi: Menerima pesanan, mengirimkan konfirmasi kepada pelanggan, mengirim pesanan ke dapur, memantau status pesanan, dan memastikan pengiriman yang tepat waktu.
    3. Modul Pembayaran:
      • Fitur: Mengintegrasikan metode pembayaran seperti kartu kredit, transfer bank, atau dompet digital.
      • Fungsi: Menghitung total pesanan, menghasilkan faktur, dan memproses pembayaran secara online atau di lokasi.
    4. Modul Manajemen Karyawan:
      • Fitur: Mengelola informasi karyawan, jadwal kerja, dan performa.
      • Fungsi: Mencatat jam kerja, menghasilkan laporan kinerja, memantau kehadiran, dan memberikan umpan balik kepada karyawan.
    5. Modul Pelacakan Data Pelanggan:
      • Fitur: Mencatat informasi pelanggan seperti nama, alamat, preferensi, dan riwayat pemesanan.
      • Fungsi: Mengelola database pelanggan, mengirimkan penawaran atau promosi, dan memperoleh wawasan tentang kebiasaan konsumsi pelanggan.
    6. Fitur Tambahan:
      • Menu interaktif dengan foto dan deskripsi makanan/minuman.
      • Pemesanan meja untuk makan di tempat.
      • Rating dan ulasan pelanggan.
      • Sistem poin atau program loyalitas pelanggan.

    Arsitektur teknologi yang cocok untuk aplikasi ini bisa menggunakan kombinasi antara backend dan frontend. Backend dapat menggunakan bahasa pemrograman seperti Python dengan kerangka kerja Django atau Node.js dengan Express.js. Untuk database, MySQL atau MongoDB bisa digunakan. Sedangkan untuk frontend, dapat menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript dengan kerangka kerja seperti React atau Angular.

    Selain itu, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan, seperti proteksi data pelanggan dan sistem pembayaran yang aman. Penggunaan HTTPS, autentikasi pengguna, dan enkripsi data merupakan langkah yang perlu diperhatikan.

    Dengan aplikasi Sistem Informasi yang didesain dengan model di atas, Cafe Ijjo diharapkan dapat mengatasi tantangan operasional dan meningkatkan efisiensi serta pengalaman pelanggan dalam mengelola restoran mereka.

    Berikut adalah beberapa persyaratan (requirements) yang diperlukan untuk studi kasus Cafe Ijjo:

    1. Persyaratan Manajemen Inventaris:
      • Sistem harus mampu mencatat dan mengelola stok makanan, minuman, dan bahan dapur.
      • Harus ada pemberitahuan otomatis jika persediaan item mendekati habis atau perlu dipesan ulang.
      • Sistem harus mampu menghasilkan laporan mengenai stok yang tersedia dan item yang paling laris.
    2. Persyaratan Pemesanan:
      • Pelanggan harus dapat melakukan pemesanan makanan dan minuman melalui aplikasi atau situs web.
      • Sistem harus mampu menerima, mengonfirmasi, dan mengelola pesanan dengan efisien.
      • Dapur dan staf pelayan harus menerima pemberitahuan real-time tentang pesanan yang masuk.
    3. Persyaratan Pembayaran:
      • Sistem harus mendukung berbagai metode pembayaran, termasuk kartu kredit, transfer bank, dan dompet digital.
      • Harus ada fitur untuk menghitung total pesanan dan menghasilkan faktur yang akurat.
      • Keamanan pembayaran harus diutamakan, dengan enkripsi data dan proteksi terhadap kebocoran informasi.
    4. Persyaratan Manajemen Karyawan:
      • Sistem harus mampu mencatat informasi karyawan, termasuk jadwal kerja dan data pribadi.
      • Harus ada fitur untuk memantau kehadiran karyawan dan mengelola cuti atau izin.
      • Perlu adanya laporan kinerja karyawan, termasuk produktivitas dan umpan balik dari pelanggan.
    5. Persyaratan Pelacakan Data Pelanggan:
      • Sistem harus dapat mengumpulkan dan menyimpan data pelanggan, seperti nama, alamat, dan riwayat pemesanan.
      • Pelanggan harus dapat memberikan preferensi mereka, seperti makanan favorit atau alergi makanan.
      • Harus ada fitur untuk mengirimkan penawaran khusus, promosi, atau program loyalitas kepada pelanggan.
    6. Persyaratan Tambahan:
      • Sistem harus memiliki menu interaktif dengan foto dan deskripsi makanan/minuman.
      • Pelanggan harus dapat memberikan rating dan ulasan tentang pengalaman mereka.
      • Fitur pemesanan meja untuk makan di tempat harus tersedia.
    7. Persyaratan Keamanan:
      • Sistem harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi untuk melindungi data pelanggan dan informasi pembayaran.
      • Autentikasi pengguna harus diterapkan untuk memastikan hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses data sensitif.
      • Komunikasi antara aplikasi dan server harus dilakukan melalui protokol HTTPS untuk melindungi data selama transmisi.

    Persyaratan di atas adalah panduan awal untuk merancang dan mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Cafe Ijjo. Namun, penting untuk melakukan analisis kebutuhan yang lebih mendalam dengan melibatkan pemangku kepentingan (owner restoran, karyawan, dan pelanggan) untuk memastikan bahwa semua kebutuhan yang penting telah diperhatikan dan dipenuhi.

    Berikut adalah contoh Use Case Analisis dalam hal sistem informasi untuk studi kasus Cafe Ijjo:

    1. Use Case Analisis: Analisis Penjualan Harian
    • Aktor: Manajer
    • Deskripsi: Manajer menggunakan sistem informasi untuk menganalisis data penjualan harian.
    • Langkah-langkah:
      1. Manajer membuka sistem informasi dan memilih opsi "Analisis Penjualan Harian".
      2. Sistem menampilkan grafik atau tabel yang menggambarkan penjualan harian dalam periode yang dipilih.
      3. Manajer dapat memilih rentang tanggal, kategori menu, atau informasi lainnya untuk analisis yang lebih spesifik.
      4. Sistem menghasilkan laporan yang menunjukkan penjualan terbaik, menu populer, atau tren konsumsi pelanggan.
      5. Manajer menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi peluang peningkatan penjualan atau perbaikan menu.
    1. Use Case Analisis: Evaluasi Kinerja Karyawan
    • Aktor: Manajer
    • Deskripsi: Manajer menggunakan sistem informasi untuk mengevaluasi kinerja karyawan.
    • Langkah-langkah:
      1. Manajer membuka sistem informasi dan memilih opsi "Evaluasi Kinerja Karyawan".
      2. Sistem menampilkan daftar karyawan dengan informasi relevan, seperti produktivitas, umpan balik pelanggan, dan kehadiran.
      3. Manajer dapat memilih karyawan tertentu atau melihat keseluruhan tim.
      4. Sistem menghasilkan laporan kinerja yang mencakup statistik karyawan, seperti jumlah pesanan yang ditangani, tingkat kepuasan pelanggan, atau rata-rata rating.
      5. Manajer menggunakan informasi tersebut untuk memberikan penghargaan, pengembangan, atau memberikan umpan balik konstruktif kepada karyawan.
    1. Use Case Analisis: Peramalan Permintaan
    • Aktor: Manajer
    • Deskripsi: Manajer menggunakan sistem informasi untuk melakukan peramalan permintaan makanan dan minuman.
    • Langkah-langkah:
      1. Manajer membuka sistem informasi dan memilih opsi "Peramalan Permintaan".
      2. Sistem menampilkan data historis penjualan dan tren konsumsi dari periode sebelumnya.
      3. Manajer dapat memilih rentang tanggal dan kategori menu untuk peramalan yang lebih spesifik.
      4. Sistem menghasilkan peramalan permintaan yang memprediksi jumlah penjualan makanan dan minuman di masa depan.
      5. Manajer menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan stok inventaris, memperkirakan persediaan yang diperlukan, dan mengatur produksi dengan lebih efisien.
    1. Use Case Analisis: Pelacakan Keberhasilan Promosi
    • Aktor: Manajer
    • Deskripsi: Manajer menggunakan sistem informasi untuk melacak keberhasilan promosi dan penawaran khusus.
    • Langkah-langkah:
      1. Manajer membuka sistem informasi dan memilih opsi "Pelacakan Keberhasilan Promosi".
      2. Sistem menampilkan promosi dan penawaran khusus yang sedang berlangsung.
      3. Manajer dapat memilih promosi tertentu atau melihat semua promosi yang telah dilakukan.
      4. Sistem menghasilkan laporan yang menunjukkan dampak promosi terhadap penjualan, jumlah pemesanan, atau peningkatan pelanggan.
      5. Manajer menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi efektivitas promosi dan membuat keputusan tentang strategi promosi yang akan datang.

    Setiap Use Case Analisis di atas memberikan contoh bagaimana sistem informasi Cafe Ijjo dapat digunakan untuk menganalisis data dan informasi yang relevan guna mendapatkan wawasan bisnis yang lebih baik. Use Case yang lebih spesifik dapat dikembangkan dengan melibatkan pemangku kepentingan dan menyesuaikan dengan kebutuhan restoran.

  7. Video Presentasi



Comments

Popular posts from this blog

Tugas 3 APSI (D) 2023 - Farhan Dwi Putra (5025211093)

Tugas 6 APSI (D) 2023 - Farhan Dwi Putra (5025211093)